Panleukopenia (atau distemper kucing) adalah penyakit virus yang terjadi pada kucing domestik dan liar. Agen penyebab penyakit berbahaya ini adalah picornavirus khusus, yang menyebabkan rendahnya tingkat leukosit dalam darah hewan yang terkena.
Bagaimana distemper menyebar pada kucing?
Pertama-tama, panleukopenia menyebar melalui kontak kucing dengan cairan yang terinfeksi - dengan air liur dan fomites lainnya, serta melalui kontak dengan kutu. Distemper sering ditularkan ke kucing melalui kontak dengan mangkuk, tempat tidur, dan bahkan dengan pakaian pemilik hewan yang sudah terinfeksi. Distemper juga dapat ditularkan ke kucing melalui hewan lain (misalnya, melalui cerpelai atau musang).
Gejala distemper pada kucing
Virus panleukopenia menginfeksi saluran pencernaan hewan. Ini menyebabkan pembentukan ulkus internal, yang mengarah pada penolakan total jaringan epitel usus yang mati. Gejala distemper kucing bermanifestasi sebagai diare berdarah dan banyak, dehidrasi parah pada tubuh kucing, dan kelemahan umum. Selain itu, hewan tersebut tidak memiliki nafsu makan sama sekali.
Sayangnya, gejala tersebut dapat menyebabkan kematian hewan dalam waktu singkat. Penurunan tingkat sel darah putih menyebabkan melemahnya sistem kekebalan kucing, yang menyebabkan dia mengalami peningkatan suhu tubuh, kelemahan umum tubuh, kantuk, muntah, dan hilangnya elastisitas kulit. Dokter hewan mencatat bahwa beberapa kucing yang terinfeksi wabah terkadang menggigit ekor, cakar, dan tulang ekornya.
Selain itu, kucing yang sakit dapat duduk di sebelah peminumnya selama berjam-jam, meskipun asupan cairannya tidak banyak. Dokter hewan mengklaim bahwa bagian terbesar dari kematian kucing akibat panleukopenia disebabkan oleh dehidrasi tubuh mereka, dan bukan oleh agen penyebab virus itu sendiri. Perlu diingat bahwa picornavirus mampu membunuh hewan dalam waktu kurang dari 24 jam, oleh karena itu diperlukan taktik pengobatan yang agresif jika terjadi distemper.
Perawatan untuk hewan yang terinfeksi termasuk transfusi darah lengkap, cairan infus, vitamin A, B, dan C (melalui suntikan), berbagai antibiotik, dan rawat inap darurat. Yang paling penting di sini adalah mengelola untuk menghindari sepsis (keracunan darah umum). Dokter hewan mengutip statistik yang menyedihkan: di antara anak kucing di bawah 2 bulan, 95% orang mati akibat infeksi wabah.
Kucing muda yang berusia lebih dari 2 bulan memiliki peluang pemulihan yang lebih baik: kematian mereka sekitar 60% saat mencari bantuan medis yang memenuhi syarat dan sekitar 100% tanpa intervensi dokter hewan. Kucing dewasa mati karena distemper pada 15% kasus selama perawatan dan pada 90% kasus jika penyakitnya sudah berjalan. Ngomong-ngomong, seringkali panleukopenia menyebabkan komplikasi berupa dehidrasi, hipotermia, hiperpireksia, hipotensi.