Pemegang rekor mutlak untuk kecepatan terbang di antara semua burung adalah elang peregrine, yang umum di semua benua di planet ini, kecuali Antartika. Bergantung pada intensitas dan karakteristik warnanya, ahli burung membedakan 17 subspesies elang ini, tetapi mereka semua terbang sama cepatnya, bahkan melebihi burung walet hitam.
instruksi
Langkah 1
Menurut penelitian yang dilakukan elang peregrine di alam liar dan selama perburuan mereka, dalam penerbangan cepat dan menyelam, elang peregrine dapat mencapai kecepatan lebih dari 322 kilometer per jam, atau sekitar 90 meter per detik. Biasanya, saat berburu, elang melayang di langit, dan setelah menemukan mangsanya, ia naik tepat di atasnya dan benar-benar jatuh hampir di sudut kanan. Pengamat burung juga menyebut jenis perburuan ini sebagai "tempat taruhan". Di sekitar korban, elang peregrine menyerangnya secara tangensial dengan cakar terlipat dan ditekan dengan kuat ke tubuh. Selain itu, burung itu membuat "pasak" utamanya pada cakar yang kuat dari jari kaki belakang, yang dapat memberikan pukulan yang sangat kuat, dari mana kematian instan dapat terjadi bahkan pada tikus besar.
Langkah 2
Kematangan seksual pada elang peregrine terjadi pada tahun kedua kehidupan, dan pasangan yang terbentuk tetap setia sepanjang hidup burung. Elang bersarang di bebatuan, di sebelah tebing, lebih jarang di atap atau tepian bangunan tempat tinggal. Di kota-kota modern, tentu saja, hampir tidak mungkin untuk menemukan burung seperti itu, tetapi pada Abad Pertengahan cukup umum untuk bertemu elang peregrine di kota-kota Eropa.
Langkah 3
Burung ini terlihat sangat bangga dan mengesankan. Panjang tubuh elang ini sekitar 35-55 sentimeter dengan lebar sayap hampir satu setengah meter. Tidak seperti keluarga burung lainnya, elang peregrine betina biasanya jauh lebih besar daripada jantan. Fitur ini khas untuk hampir semua elang. Berat betina adalah 900-1400 gram, dan jantan 500-750 gram. Mereka terlihat sama, tanpa kekhasan dalam penampilan tergantung pada jenis kelamin burung.
Langkah 4
Selama beberapa abad terakhir, elang peregrine dianggap sebagai burung yang agak langka, yang, meskipun memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap lanskap dan kondisi cuaca baru, masih tidak punya waktu untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang cepat dan invasi kota. habitatnya yang biasa. Untuk pertama kalinya, para pengamat burung mulai membunyikan alarm pada paruh kedua abad ke-19, ketika situasi menjadi sangat rumit dengan dimulainya penggunaan besar-besaran pestisida berbahaya di bidang pertanian. Selain kepunahan individu individu, yang lain telah secara signifikan mengurangi penetasan anak ayam, membahayakan seluruh spesies. Saat ini, banyak varietas produk budidaya telah dilarang, dan para ilmuwan terus berjuang untuk pelestarian elang peregrine di hutan, termasuk yang Rusia.